Akhirnya Bandara Gudang Garam Itu Beroperasi

 Akhirnya Bandara Gudang Garam Itu Beroperasi 



Kediri, Informatika News Line (05/04/2024) Bandara Gudang Garam yang diberi nama Bandara Dhoho Kediri akhirnya beroperasi Jum'at pagi (05/04/2024).

Berbeda dengan Bandar Udara lain di Indonesia, Bandara yang diberi nama Bandara Dhoho ini sejatinya adalah milik raksasa bisnis rokok PT Gudang Garam. 

Bandara tersebut diprakarsai dan dibangun oleh PT Gudang Garam melalui anak perusahaan PT Surya Dhoho Investama (SDHI) dengan skema proyek kerja sama pemerintah badan usaha (KPBU) Bandar Udara dengan nilai investasi 13 Triliun rupiah. Nilai investasi yang sangat fantastis ini menunjukkan kekuatan bisnis dari raja rokok Jawa Timur Gudang Garam ini. 



Bandara terletak di wilayah bagian barat Kabupaten Kediri tepatnya di Kecamatan Grogol dan mulai dibangun sejak tahun 2022. 

Pada lini pengelolaannya, PT SDHI menjalin kerja sama operasi (KSO) dengan Angkasa Pura 1 untuk operasional bandara tersebut.

Bandara Gudang Garam adalah bandara pertama di Indonesia yang dibangun sepenuhnya oleh swasta tanpa campur tangan anggaran pendapatan dan biaya negara (APBN). 

Sayangnya setelah berhasil dibangun nama Gudang Garam dihapus menjadi Nama Bandara Dhoho, seperti mencoba melupakan bahwa semua jerih payah pembangunan Bandara ini bukanlah kerja kerja APBN milik pemerintah tapi kerja murni dari swasta dalam negeri. 

Sebenarnya sungguh tak layak menghapus nama Gudang Garam menjadi nama yang tak mencerminkan pemilik dan pembangun utama bandara. Pihak swasta seharusnya dihargai dengan mencantumkan nama, sehingga sejarah mencatat siapa yang bekerja dan siapa yang hanya mendompleng saja.

Operasional Bandara Dhoho sempat diundur berkali kali sejak akhir tahun 2023 yang lalu. Sehingga sempat memunculkan pesimisme warga Jawa Timur yang menginginkan Bandar Udara ini bisa beroperasi dengan baik.

Status Internasional dari Bandara Gudang Garam atau Bandara Dhoho ini juga membuat Bandara ini menjadi lokasi baru bagi penerbangan para jamaah haji di kurang lebih 12 kota dan kabupaten di Sekitar Kediri yang biasanya harus menggunakan Bandara Internasional Juanda Di Sidoarjo.

Tradisi water salute mewarnai pendaratan pertama pesawat terbang Citilink QG 752. Pendaratan yang merupakan penerbangan resmi perdana tersebut menjadi tanda mulai beroperasinya bandara.

Tradisi water salute ditandai dengan penyemprotan air dari kedua sisi pesawat. Hal itu merupakan tradisi penghormatan di dunia penerbangan bagi penerbangan pertama di bandara baru ataupun penerbangan terakhir sebuah maskapai atau Bandara.

Penerbangan perdana ini berasal dari Bandara Soekarno-Hatta itu mengangkut 178 orang penumpang. 

Hadir dalam acara penting ini Bupati Kediri Hanindhito Himawan Pramana dan rombongan Forkompinda menyambut para penumpang pesawat. Mereka bahkan mengalungkan bunga kepada para penumpang penerbangan perdana. 

Bupati Kediri menyatakan rasa syukurnya karena bandara yang merupakan ikon baru sekaligus kebanggaan warga Kediri tersebut kini sudah beroperasi.

 “Alhamdulillah sudah beroperasi, dan tadi landing-nya juga smooth,” kata Hanindhito.

Setelah penerbangan perdana ini, Bupati menambahkan, pesawat Citilink itu akan mulai melakukan penerbangan reguler dua kali seminggu, yaitu pada hari Sabtu dan Selasa dengan tujuan Kediri-Jakarta atau sebaliknya. 

Hanindhito berharap maskapai penerbangan lainnya juga bisa segera ambil bagian pada rute baru tersebut.

 “Maskapai-maskapai lainnya jangan sampai menyesal kalau nanti enggak bisa dapat rute dari Kediri,” lanjutnya.

Dengan beroperasinya bandara, Dhito berharap tidak hanya bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat Kediri, tetapi juga 12 kabupaten dan kota yang ada di Jawa Timur. 

“12 kota dan kabupaten supaya betul-betul bisa bersinergi dengan pihak pengelola bandara supaya bisa jadi episentrum baru di Jatim,” katanya.

Saat informatika News Line menanyakan apakah sinergi untuk 12 kota kabupaten ini juga menandai akan munculnya Provinsi baru di Jawa Timur. Bupati hanya tersenyum tanpa memberikan komentar lebih lanjut.

Salah seorang penumpang pesawat, mengaku bahagia dengan adanya bandara baru lantaran bisa memangkas waktu sekaligus biaya perjalanan. 

“Biasanya saya kalau pulang harus di Bandara Juanda Surabaya (Sidoarjo, Red) dulu lalu naik bus atau kereta api. Sekarang bisa langsung ke bandara Dhoho yang langsung Kediri,” kata dia (ARYA)


Lebih baru Lebih lama